GalaPos ID, Jakarta.
Bank Indonesia melaporkan aliran modal asing yang cukup deras memasuki pasar keuangan domestik pada 6–9 Oktober 2025.
Nilainya mencapai Rp6,43 triliun, sebagian besar mengalir ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp5,14 triliun, dan sisanya ke pasar saham sebesar Rp2,48 triliun.
"Dana asing deras masuk ke pasar Indonesia. Namun, di tengah sinyal positif dari SBN dan IHSG, muncul pertanyaan tentang keberlanjutan dan ketahanan pasar."
Baca juga:
- Dana Asing Serbu BEI, IHSG: Rebound Ekonomi atau Sinyal Bahaya?
- Tutorial Cara Memunculkan Thumbnail Pada AMP HTML Blogger
- Gelombang Baru Bitcoin, Antara Rekor US$125.000 dan Regulasi OJK
Gala Poin:
1. Dana asing masuk Rp6,43 triliun, tapi investor asing masih jual bersih secara kumulatif 2025.
2. Premi risiko investasi dan yield SBN menjadi indikator kekhawatiran pasar.
3. Stabilitas rupiah dan kebijakan moneter BI akan krusial menjaga ketahanan pasar ke depan.
"Nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp6,43 triliun... Rp5,14 triliun di pasar SBN dan Rp2,48 triliun di pasar saham," ujar Ramdan Denny Prakoso, Kepala Departemen Komunikasi BI, dalam keterangan yang diterima Minggu, 12 Oktober 2025.
Namun, aliran modal ini tidak sepenuhnya bebas risiko. Tercatat ada penarikan dana asing dari instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp1,19 triliun.
Secara kumulatif sepanjang 2025, investor asing sudah melakukan aksi jual sebesar Rp53,45 triliun di pasar saham dan Rp132 triliun di SRBI.
Sementara, pembelian bersih di pasar SBN hanya sebesar Rp26,46 triliun.
Baca juga:
Apakah Bisnis Bitcoin Menguntungkan dan Bisa Buat Kaya?
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun ada arus masuk jangka pendek, kepercayaan jangka panjang investor asing terhadap stabilitas makroekonomi Indonesia masih belum sepenuhnya pulih.
Premi risiko investasi (credit default swap) Indonesia naik ke 78,37 basis poin, mencerminkan kekhawatiran terhadap kemungkinan gagal bayar atau ketidakpastian ekonomi.
Yield SBN 10 tahun turun ke 6,1%, sementara yield surat utang AS naik menjadi 4,138%, yang bisa memicu relokasi dana ke pasar AS.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah berada di angka Rp16.585 per dolar AS, memperlihatkan tekanan tersendiri terhadap stabilitas eksternal ekonomi Indonesia.
Baca juga:
Indonesia Wajib menang 2-0 Atas Timnas Irak
"BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan," tambah Ramdan."Pasar saham dan surat berharga dalam negeri tampak diselimuti optimisme, ditandai dengan aliran dana asing miliaran rupiah. Namun, apakah ini pertanda stabilitas atau justru jebakan volatilitas?"
#EkonomiIndonesia #ModalAsing #PasarKeuangan #BIUpdate #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
.jpg)
.jpg)