Jemunak, Tradisi Legendaris Berbuka Puasa Kuliner dari Magelang

GalaPos ID, Jawa Tengah.
Di Kampung Karaharjan, Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, ada sebuah tradisi kuliner yang hanya bisa ditemukan saat bulan Ramadan. Tradisi tersebut adalah pembuatan jemunak, takjil berbahan dasar ketela dan beras ketan.
Jemunak merupakan makanan khas yang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda dan diwariskan turun temurun oleh keluarga Mbah Mulyo Dinomo.

 

Jemunak adalah takjil khas yang hanya dibuat selama bulan Ramadan dan diwariskan secara turun temurun oleh keluarga Mbah Mulyo Dinomo
IG: djoeraganketjap

 

"Apa yang membuat jemunak begitu istimewa di bulan Ramadan? Selain rasanya yang lezat, takjil khas Magelang ini memiliki filosofi mendalam yang sudah turun temurun sejak zaman penjajahan Belanda.”
Gala Poin:
1. Jemunak adalah takjil khas yang hanya dibuat selama bulan Ramadan dan diwariskan secara turun temurun oleh keluarga Mbah Mulyo Dinomo.

2. Proses pembuatan jemunak melibatkan ketela, beras ketan, kelapa, dan gula aren, yang ditumbuk menggunakan lumpang batu dan dibungkus daun pisang.

3. Lebih dari Sekadar Takjil: Makanan ini bukan hanya lezat, tapi juga mengandung filosofi Jawa yang dalam, yakni "nemu kepenak" atau menemukan kenyamanan setelah menjalankan puasa. 



Menurut Ponisih, salah seorang penjual jemunak dan generasi kelima penerus warisan ini, jemunak memiliki makna mendalam.

Nama "jemunak" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "menemukan hidup yang enak" setelah sehari penuh menjalankan ibadah puasa.

“Awalnya saya meneruskan dari ibu saya, sudah empat tahun ini saya jual jemunak setelah ibu saya meninggal. Sudah lama sekali, sejak saya masih SD jemunak ini sudah ada,” ungkap Ponisih dengan semangat, dikutip Senin, 17 Maret 2025.

Baca juga:
Tahap Pertama Pelunasan Bipih Haji Riau Berakhir, 83,7 Persen

Pembuatan jemunak sangat sederhana, namun memerlukan ketelatenan. Proses dimulai dengan mengukus beras ketan dan ketela yang telah diparut.

Setelah matang, kedua bahan tersebut ditumbuk halus menggunakan lumpang batu. Selanjutnya, adonan yang sudah halus dibungkus dengan daun pisang dan ditambah parutan kelapa serta gula aren.

Menggali Kelezatan Jemunak, Takjil Khas Magelang yang Penuh Filosofi. Jemunak, Makanan Legendaris Khas Magelang untuk Berbuka Puasa

 

Setiap hari, keluarga Mbah Mulyo Dinomo membutuhkan sekitar 25 kilogram ketela, 5 kilogram beras ketan, 5 kilogram gula aren, dan 5 kelapa untuk membuat jemunak.

Baca juga:
Langkah Cerdas Freelancer Persiapkan Dana Pensiun

Makanan legendaris ini dijual dengan harga Rp3.500 per bungkus dan setiap harinya, keluarga Mbah Mulyo Dinomo dapat memproduksi hingga 500 bungkus jemunak.

Tak hanya dijual di rumah, jemunak juga disetorkan ke warung-warung langganan di sekitar kampung.

Bagi mereka yang tengah berkunjung ke Kabupaten Magelang, mencoba jemunak ini bisa menjadi pilihan menarik untuk berbuka puasa. Selain rasanya yang khas, jemunak juga membawa serta sejarah panjang yang kaya akan nilai tradisi.

 

"Jemunak, takjil khas berbahan ketela dan beras ketan, sudah menjadi tradisi turun-temurun di Magelang, Jawa Tengah. Disiapkan hanya saat Ramadan, jemunak tak hanya lezat, tetapi juga penuh makna. Artikel ini membahas proses pembuatan, filosofi di baliknya, serta bagaimana keluarga Mbah Mulyo Dinomo terus menjaga warisan kuliner ini."


#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #Jemunak #KulinerRamadan #Magelang