Laba Turun, CTRA Terus Berinovasi di Sektor Properti Tahun 2025
GalaPos ID, Jakarta.
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) tetap menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia meski menghadapi sejumlah tantangan. Dikenal atas proyek-proyek ikonik seperti Citra Garden di Jakarta Barat, CTRA terus berinovasi di sektor perumahan, perkantoran, dan pusat perbelanjaan.
"PT Ciputra Development Tbk (CTRA) terus berkembang meski dihadapkan dengan tantangan besar, seperti pandemi COVID-19 dan isu hukum. Berbagai langkah adaptasi, seperti merger dan transformasi digital, membawa perusahaan ini untuk tetap menjadi pemimpin industri properti. Dengan laporan keuangan yang mencatatkan penurunan laba pada kuartal terakhir, CTRA tetap optimistis melihat prospek pasar properti Indonesia di masa depan."
Gala Poin:1. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) terus berinovasi meski menghadapi tantangan pandemi COVID-19, transformasi digital, dan isu hukum.
2. CTRA melakukan merger pada 2016 untuk memperkuat posisi di pasar properti Indonesia dan berhasil meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
3. Laporan keuangan CTRA menunjukkan penurunan laba sebesar 23,15% pada kuartal terakhir, dengan pendapatan bersih tercatat Rp247,93 miliar.
Direktur CTRA Harun Hajadi mengatakan, portofolio bisnis yang berkontribusi paling besar ke kinerja perseroan di tahun lalu masih berasal dari aset hunian. Sebab, portofolio aset terbesar CTRA berasal dari penjualan perumahan, yang sebagian besar merupakan rumah tapak.
“Pasti hunian (yang menopang kinerja). Sementara, pendapatan berulang alias recurring income hanya menyumbang sekitar 25% dari total portofolio aset,” ujar Harun Hajadi, pada Rabu, 5 Februari 2025.
Namun, perjalanan perusahaan ini tak selalu mulus. Sejak 2020, sektor properti menghadapi dampak signifikan dari pandemi COVID-19.
Baca juga:
Pakuwon Jati Tbk: Dari Perfilman hingga "Raja Mal" Properti Indonesia
Harun Hajadi, Direktur PT Ciputra Development, mengungkapkan pada Oktober 2020 bahwa pandemi menyebabkan penurunan tajam dalam penjualan properti akibat pembatasan sosial dan ketidakpastian ekonomi.
Kendati demikian, CTRA berusaha bertahan dengan beradaptasi terhadap tren digital. Pada Agustus 2021, Chandra Ciputra, Direktur Utama, menyatakan bahwa transformasi digital menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin mengarah pada dunia digital.
Selain itu, CTRA juga melakukan merger dengan dua anak perusahaannya pada 2016, yaitu PT Ciputra Property Tbk (CTRP) dan PT Ciputra Surya Tbk (CTRS), untuk meningkatkan efisiensi dan memperkuat posisi perusahaan di pasar.
Baca juga:
Ciptakan Tenaga Kerja Energi Profesional, JDS Buka Kelas Pelatihan
Baca juga:
Tali Crane Putus, 13 Pekerja Jatuh! Tiga Tewas, Sepuluh Luka-luka
Dalam laporan keuangan yang dilansir tradingview, Selasa, 11 Februari 2025, menyebutkan, CTRA mencatatkan total keuntungan sebesar Rp2,10 triliun untuk kuartal terakhir, meskipun laba ini turun 23,15% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Pendapatan bersih pada Q3 2024 tercatat sebesar Rp247,93 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan perkiraan yang mencapai Rp2,48 triliun.
Statistik kunci lainnya menunjukkan rasio harga terhadap penjualan CTRA berada di angka 1,68, dan rasio nilai perusahaan terhadap EBITDA mencapai 5,46.
Baca juga:
Daftar Harga Air Minum Kemasan 2025, Mana yang Terbaik untuk Tubuh Anda?
Pada 2023, CTRA membukukan pendapatan tahunan sebesar Rp9,24 triliun, dengan sebagian besar berasal dari sektor real estate yang tercatat Rp7,12 triliun.
Meskipun laba turun, CTRA terus melangkah maju dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar properti Indonesia yang terus berkembang.
"Meskipun menghadapi sejumlah tantangan, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) terus beradaptasi dengan perubahan pasar dan teknologi untuk mempertahankan posisinya sebagai salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #CTRA #PropertiIndonesia #TransformasiDigital