Kremlin Tegaskan Ancaman Trump soal Dolar jadi Bumerang ke AS

GalaPos ID, Moskow.

Kremlin merespon ancaman Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, yang melarang penggantian dolar AS di negara-negara BRICS. Pemerintah Rusia menyatakan ancaman tersebut berpotensi menjadi bumerang bagi Amerika itu sendiri.

Trump sebelumnya menuntut negara-negara BRICS berkomitmen untuk tidak menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang lain sebagai pengganti dolar AS. Ancaman tarif 100 persen terhadap negara-negara BRICS pun disampaikan jika mereka tidak mematuhi permintaan tersebut.
X: @BRICSinfo

Trump sebelumnya menuntut negara-negara BRICS berkomitmen untuk tidak menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang lain sebagai pengganti dolar AS. Ancaman tarif 100 persen terhadap negara-negara BRICS pun disampaikan jika mereka tidak mematuhi permintaan tersebut.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa upaya Amerika Serikat untuk memaksa negara-negara di dunia menggunakan dolar hanya akan berdampak negatif bagi negara tersebut. Peskov menyatakan bahwa dolar AS kini telah kehilangan daya tariknya sebagai mata uang cadangan global. Tren ini, katanya, semakin berkembang dengan cepat.

“Setiap upaya Amerika Serikat untuk memaksa negara-negara menggunakan mata uang dolar, akan menjadi bumerang,” ujar Peskov. "Dolar AS telah kehilangan daya tariknya sebagai mata uang cadangan bagi banyak negara, dan tren ini terjadi semakin cepat."

Baca juga:



Pada 7 November lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan bahwa negara-negara BRICS telah menunjukkan contoh kerja sama yang konstruktif, yang diharapkan dapat menjadi dasar bagi tatanan dunia baru yang lebih adil. Rusia, bersama negara-negara BRICS lainnya, semakin membangun integrasi ekonomi yang lebih kuat, termasuk dalam hal penggunaan mata uang lokal dalam transaksi internasional.

Sebelumnya, pada Sabtu, 30 November, Trump mengancam negara-negara BRICS untuk berkomitmen mempertahankan dolar AS dalam perdagangan internasional. Jika mereka mencoba mengganti dolar dengan mata uang lain, Trump memperingatkan bahwa negara-negara tersebut akan menghadapi tarif 100 persen dan "mengucapkan selamat tinggal" untuk melakukan penjualan ke Amerika Serikat.

“Tidak ada peluang bagi negara-negara BRICS untuk menggantikan dolar AS dalam perdagangan internasional. Negara mana pun yang mencoba melakukannya, harus mengucapkan selamat tinggal kepada Amerika,” tulis Trump dalam unggahan di media sosialnya.

 

Baca juga: Warga Berdonasi Darah untuk Ribuan Korban Tragedi Ledakan Pager Beruntun

 

Dengan pernyataan ini, Trump tampaknya berharap agar negara-negara BRICS tetap bergantung pada dolar AS, namun respons dari Rusia dan negara-negara BRICS lainnya menunjukkan bahwa ancaman tersebut kemungkinan akan memicu pergeseran lebih lanjut dalam tatanan ekonomi global.