Pilkada Jakarta: Klaim Ridwan Kamil, Pramono Anung hingga Blusukan Dharma Pongrekun

GalaPos ID, Jakarta.

Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil alias RK, mengklaim bahwa 25 persen pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendukung dirinya, meskipun partai tersebut secara resmi mendukung pasangan Pramono Anung dan Rano Karno. Ia menilai dukungan tersebut sebagai bagian dari dinamika politik yang wajar dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada).

 

Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil alias RK, mengklaim bahwa 25 persen pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendukung dirinya, meskipun partai tersebut secara resmi mendukung pasangan Pramono Anung dan Rano Karno. Ia menilai dukungan tersebut sebagai bagian dari dinamika politik yang wajar dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada)

"Berdasarkan survei, 70 persen pemilih PDIP mendukung Pramono-Rano, namun 25 persen bersimpati kepada kami (pasangan Ridwan-Suswono)," ujar Ridwan di Gedung PGIW DKI, Jakarta Timur, pada Kamis, 31 Oktober 2024.

Menurut RK, pergeseran preferensi politik ini menunjukkan bahwa simpati masyarakat bisa berbeda dari keputusan partai. Dukungan pemilih PDIP ini, katanya, memberikan motivasi tambahan bagi timnya untuk terus menyapa warga dan meyakinkan mereka tentang visi kepemimpinan inklusif yang diusungnya.

“Tidak ada yang 100 persen solid dalam politik. Hal seperti ini biasa terjadi dan yang penting kami fokus mendengar rakyat,” tambahnya.

Baca juga: Berlangsung Dramatis dan Diduga Kalah Debat


RK juga menyinggung dukungan dari beberapa kader PDIP yang secara pribadi mendukungnya meskipun tidak diumumkan secara terbuka.

“Ada dukungan pribadi dari beberapa orang, tapi itu cukup kami ketahui saja. Yang utama bagi kami adalah memastikan program dan visi sampai kepada seluruh warga Jakarta,” ucapnya.

Sebelumnya, calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 3, Pramono Anung, melakukan pertemuan tertutup dengan tujuh politisi dari partai politik anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di kediamannya. KIM Plus adalah koalisi yang mengusung pasangan Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO) di Pilkada Jakarta 2024.

Ketujuh politisi tersebut adalah H. Muhammad Ishaq (Partai PPP), H.M Nafiudin (Partai NasDem), Ahmad Faisal (Partai PSI), Firman Abdul Hakim (Partai PPP), Riko (Partai PAN), Ahmad Syukri (PKB), dan Redim Okto Fudin (Partai PKB), semuanya adalah mantan calon legislatif DPRD Jakarta.

Menanggapi pertemuan tersebut, RK menyatakan bahwa dinamika seperti itu adalah hal yang wajar dalam proses demokrasi.

“Saya kira dinamika selalu ada dalam perhelatan-perhelatan demokrasi. Kalau boleh jujur, hal sebaliknya juga sudah terjadi kepada saya, dari beberapa kader PDIP. Artinya, dari sini ke sana atau sebaliknya sedang terjadi dinamika, silakan saja,” ujar RK.

RK menekankan bahwa fokus utama saat ini adalah menyapa dan meyakinkan warga Jakarta sebagai bagian penting dari kampanyenya.

“Yang paling utama dalam kampanye ini adalah menyapa warga, mendengar masalah rakyat, karena yang mencoblos nanti masyarakat,” tegasnya.

Baca juga: Prabowo Subianto Umumkan 56 Wakil Menteri


Di sisi lain, calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 2, Dharma Pongrekun, juga melakukan blusukan untuk mendengar masukan dan keluhan dari warga di Kuningan Barat, Jakarta Selatan, pada hari yang sama. Ia tiba di lokasi sedikit terlambat dan disambut antusias oleh warga yang telah menantikan kedatangannya.

Sementara itu, Pramono Anung mengungkapkan rasa syukurnya atas dukungan dari tujuh mantan calon legislatif yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

“Saya sebagai gubernur untuk semua kelompok, golongan, semua partai. Jadi kalau ada dukungan dari partai-partai atau kelompok-kelompok lain, ya Alhamdulillah,” ujarnya di Utan Kayu, Jakarta Timur.

Baca juga: KEIND Optimis Realisasi Investasi 2024 Rp 1.650 T


Pramono menegaskan bahwa ia terbuka untuk dukungan siapa saja dan telah menjalin komunikasi dengan sejumlah pimpinan partai menjelang Pilkada Jakarta.

"Ya pasti ada lah (komunikasi dengan pimpinan partai), enggak mungkin enggak lah,” ungkapnya.

Dinamika politik dalam Pilkada Jakarta terus berlanjut, dengan berbagai klaim dan dukungan yang mencerminkan kompleksitas pemilihan umum ini.