Socrates Yoman: Ikhlas Dihina Demi Meyakini Prabowo Subianto

GalaPos ID, Papua

Pendiri sekaligus Pengurus dan Anggota Dewan Gereja Papua (WPCC), Socrates Sofyan Yoman, menyatakan keyakinannya bahwa Presiden terpilih Jenderal (Purn) Prabowo Subianto memiliki karakter mulia dan berbudi luhur. Keyakinan ini, kata Socrates, sengaja dia tanamkan dalam hatinya dan dia ikhlas menerima segala konsekuensinya.


Dalam pernyataan tertulis yang disampaikan pada Minggu, 21 Juli 2024, Socrates mengungkapkan bahwa dia menyadari keyakinannya tentang Prabowo akan menuai banyak kritik dan penilaian negatif. "Saya mengetahui dan menyadari bahwa keyakinan saya tentang Prabowo banyak yang tidak akan terima dan akan banyak kritik yang datang langsung kepada diri saya," ujarnya.

Socrates mengakui telah menganalisis berbagai kemungkinan dampak dari keyakinannya tersebut. Dia siap menerima berbagai bentuk penilaian, opini, pendapat, komentar, dan kritik yang akan mengalir deras. "Semua itu akan disampaikan dengan analisa-analisa sesuai daya nalar, daya tanggap dan persepsi masing-masing," tambahnya.

Selain itu, Socrates juga mengantisipasi adanya komentar dan pendapat bernada pesimis dan kecewa, yang menuduhnya terjebak dalam kata-kata manis dari Prabowo Subianto. Namun, dia dengan senang hati menyambut semua bentuk kritik, saran, ejekan, dan penghinaan. "Tetapi, saya memiliki pijakan, pedoman, pertimbangan, dan hidup, sehingga dapat mengambil keputusan iman dan moral untuk menulis tulisan ini," tegas Socrates.

Dalam pernyataannya, Socrates menjelaskan bahwa keyakinannya tentang Prabowo Subianto sebagai pemimpin bangsa yang berkarakter mulia didasari oleh pandangannya bahwa Prabowo adalah sosok yang jujur, berhati mulia, tulus, ikhlas, pemaaf, pemersatu, nasionalis sejati, tidak munafik, dan memiliki tindakan nyata.

Socrates, yang juga menjabat sebagai Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua (PGGBP), berharap seluruh masyarakat dapat melihat Prabowo Subianto secara utuh seperti Tuhan Allah melihatnya, bukan seperti manusia pada umumnya. "Artinya, tidak berada dalam kerangka berpikir kebanyakan orang yang melihat Prabowo Subianto dari sisi gelapnya, tetapi melihat dari karakter-karakter mulia, talenta, karunia, kemampuan, dan keluhuran budi yang ada dalam hidupnya," jelas Socrates.

Lebih lanjut, Socrates menyatakan bahwa meskipun ada perbedaan ideologis dan nasionalisme, dia percaya bahwa persaudaraan dalam kemanusiaan harus tetap dijaga. "Saya berdiri pada keyakinan, kita boleh berbeda secara ideologis dan nasionalisme, tetapi kita bersahabat atau bersaudara dalam kemanusiaan untuk mencari jalan penyelesaian urusan Papua Barat dengan jalan damai, terhormat, bermartabat dan manusiawi," ucapnya.

Sebagai anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC), Socrates menekankan bahwa syarat utama untuk penyelesaian urusan Papua adalah harus membebaskan diri dari perasaan dendam, benci, sakit hati, kepahitan hati, tidak senang dan tidak suka kepada orang lain. "Seperti biasanya orang sakit tidak biasa menolong orang sakit. Hanya orang sehat yang selalu menolong orang-orang sakit," tuturnya.

Di akhir pernyataannya, Socrates menyampaikan pesan khusus kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Saya mau menyampaikan kepada bapak Prabowo Subianto bahwa alasan-alasan atau dasar-dasar rakyat dan bangsa Papua melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Republik Indonesia selama ini, dan saya siap membantu bapak Prabowo," tegas Socrates.

Penulis: Rochmat

Editor: Hari