"Gemuruh" di Batang, BAF ke-6 Hadir dengan Tarian dan Musik Etnik yang Mengguncang

GalaPos ID, Batang

Gelaran Batang Art Festival (BAF) ke-6 sukses digelar dengan penuh kemeriahan selama dua hari berturut-turut di area Veteran, Kabupaten Batang. Acara tahunan ini menghadirkan beragam penampilan unik dari para seniman tari dan musik etnik, serta dimeriahkan dengan Night Batik Carnival yang memukau ribuan penonton.

Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Batang, Ahmad Suroso, menyampaikan bahwa BAF kali ini mengangkat tema "Gemuruh". Tema ini terealisasi melalui penampilan seniman kesenian tradisional hingga peragaan busana oleh Wulan Velia. "Penampilan musik etnik dari Kemlaka, Tata Naluri Etnik, serta tari dari Jagadita, bersama dengan peragaan busana, menunjukkan bahwa BAF mampu memberikan suguhan pagelaran yang spektakuler," ujar Ahmad Suroso pada malam penutupan BAF di Jalan Veteran, Sabtu malam.

Ahmad Suroso juga berharap agar BAF di masa depan bisa digelar di Gedung Kesenian sesuai harapan para pelaku seni di Kabupaten Batang. Ketua panitia, Sigit Purnomo, mengungkapkan bahwa beberapa penampil menunjukkan kebolehannya, termasuk Tari Barongan dan musik etnik Kemlaka dari Subah yang telah dikenal luas.

"Bintang tamu kami, musik etnik Kemlaka, turut memeriahkan suasana berkesenian di Batang dan mengumpulkan semua seniman di Batang," tambah Sigit Purnomo.

Dwi Priyo Sumarto, komposer Kemlaka, mengaku sangat terkesan dengan gelaran BAF yang melibatkan Kemlaka. "Saya sangat jarang melihat festival seni budaya yang sangat kental dengan unsur kearifan lokalnya. Ini dibuktikan dengan antusiasme masyarakat yang begitu menikmatinya," puji Dwi Priyo.

Kemlaka tampil dengan musik etnik bertema "Sound of Archipelago", sebuah karya yang mengusung keragaman budaya Nusantara. Puncak acara BAF dimeriahkan oleh peragaan busana batik karya Wulan Velia yang menarik perhatian ribuan penonton di sepanjang Jalan Veteran.

"Night Batik Carnival malam ini menampilkan beragam busana batik Nusantara, termasuk lurik, kebaya, batik karnival Dewi Laksmi, dan Perahu Pinisi. Batang memiliki potensi seni budaya yang luar biasa dan akan lebih maksimal jika memiliki wadah dan agenda rutin pentas," tambah Wulan Velia.

Dengan keberhasilan gelaran BAF ke-6, Batang menunjukkan komitmennya dalam merayakan dan melestarikan seni budaya lokal, serta berharap acara ini bisa terus berkembang di masa mendatang.

Penulis: Rochmat
Editor: Hari