Dokumenter Dirty Vote Dandhy Laksono Tembus 1 Juta dalam 9 Jam, Fitnah dan Jangan Baper

Galapos ID, Jakarta.
Film dokumenter yang berjudul 'Dirty Vote' yang berisi dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024 ternyata mendapat respon banyak dan tembus 1 juta penonton, setelah sembilan jam diunggah akun @dirtyvote di Youtube.

Bahkan, hingga Minggu malam, 11 Februari 2024, sekitar pukul 22.00 WIB, Film Dokumenter besutan Dandhy Laksono yang diisi tiga narasumber ahli tata negara tersebut tembus lebih dari 1,5 juta penonton sejak diunggah. Film ini pun mendapat beragam reaksi dari tim pemenangan paslon capres dan cawapres. Mulai menyebut film tersebut berisi fitnah, hingga menyentil jangan baper.

Di kubu paslon 02, Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman mengatakan sebagian besar isi film tersebut adalah fitnah.

"Perlu kami sampaikan bahwa sebagian besar yang disampaikan film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang bernada asumtif dan sangat tidak ilmiah. Saya mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada di film tersebut, di rekaman tersebut," ujar Habiburokhman dalam konferensi pers di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Minggu, 11 Februari 2024.

Habiburokhman menilai apa yang disampaikan dalam film tersebut tidak argumentatif dan tendensius. Dirinya juga meminta masyarakat tidak terprovokasi atas narasi dalam film tersebut.

"Ini tindakan-tindakan mereka yang menyampaikan informasi yang sangat tidak argumentatif, tetapi tendensius untuk menyudutkan pihak tertentu," kata dia.

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud juga turut merespon penilaian Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran soal film dokumenter berjudul 'Dirty Vote' sebagai film bernada fitnah dan mengandung unsur kebencian.

Sementara, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis menilai, film Dirty Vote itu mengingatkan seluruh pihak akan adanya peluang pelanggaran pemilu masif terjadi di tanah air. Ia mengingatkan seluruh pihak agar tidak baper dam ulasan film tersebut.

"Jadi, kalau dikatakan itu hanya untuk mendiskreditkan dan mendegradasi penyelenggara pemilu, menurut saya tidak tepat sama sekali," terang Todung saat jumpa pers di Medcen TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Minggu, 11 Februari 2024.

Atas dasar itu, Todung menyatakan berbeda pendapat dengan Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman. Banginya, pernyataan Habiburokhman tak mencerminkan dengan apa yang diraskaan oleh publik. Salah satunya, kata Todung, terkait dengan politisasi bansos hingga intimidasi. Atas dasar itu, ia merasa, film Dirty Vote itu memiliki nilai literasi tinggi terhadap pendidikan politik tanah air.

"Jadi jangan baper lah, itu saja yang mau saya bilang. Dan jangan sedikit-dikit melapor ke kepolisian. Ini kan tidak sehat buat kita sebagai bangsa. Tidak mendidik buat kita sebagai bangsa. Jadi ya mari kita dewasa karena kita sudah cukup lama berdemokrasi dan jangan kita membuat set back dalam demokrasi kita," terang Todung.


Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Timnas Amin turut mengomentari dan mengapresiasi film Dirty Vote yang menyoroti berbagai kecurangan di Pemilu 2024. Juru Bicara Timnas Amin Iwan Tarigan, film tersebut menjadi sumber pengetahuan untuk masyarakat soal politik di Tanah Air.

“Film Dokumenter ini memberikan pendidikan kepada masyarakat bagaimana politisi kotor telah mempermainkan publik hanya untuk kepentingan golongan dan kelompok mereka,” kata Iwan melalui keterangan tertulis pada Minggu, 11 Februari 2024.


#Film #Dokumenter #DirtyVote
Editor: Fin