Wamen Viva Yoga: Program Transmigrasi 2025 Dilakukan Secara Desentralisasi
GalaPos ID, Jakarta.
Program transmigrasi di Indonesia memasuki era baru di tahun 2025 dengan pola yang lebih desentralisasi dan berbasis pada keinginan daerah. Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, menjelaskan perubahan signifikan ini saat diwawancarai, Selasa, 2 Februari 2024.
"Pemerintah meluncurkan pola baru dalam program transmigrasi untuk 2025 yang lebih berbasis pada inisiatif daerah, menurut Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi. Istimewa"
Viva Yoga mengungkapkan bahwa meskipun program transmigrasi tetap relevan, kini pendekatannya jauh berbeda dari masa lalu.
“Ada 7.000 Kepala Keluarga yang berminat menjadi transmigran, namun di Tahun 2024, kita baru memberangkatkan 121 Kepala Keluarga,” ujarnya kepada wartawan.
Baca juga:
Perubahan utama terletak pada sistem yang dulunya sentralistik dan top-down, kini beralih menjadi desentralisasi dan bottom-up, mengacu pada UU 29/Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian.
“Daerah yang membutuhkan transmigran menyatakan keinginan itu pada pemerintah pusat,” jelasnya.
Kementerian Transmigrasi kemudian akan menjadi penghubung antara pemerintah daerah dan pemerintah yang akan mengirimkan transmigran. Proses ini dikenal sebagai Kerja Sama Antar Daerah.
Baca juga:
Petenis Indonesia Gunawan Trismuwantara Melaju di Kualifikasi M-25 Amman
Baca juga:
Alokasi Dana Desa 20 Persen untuk Ketahanan Pangan, Mendes Target Swasemba
Selain itu, mereka akan diperkenalkan dengan budaya, sosial, dan adat di daerah tujuan agar tidak mengalami kesulitan dalam beradaptasi.
“Bagi masyarakat setempat juga diberi sosialisasi akan ada pendatang baru para transmigran yang akan menempati daerahnya untuk meningkatkan taraf hidup,” ujarnya.
Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat tercipta keharmonisan antara transmigran dan masyarakat setempat, mengurangi potensi konflik sosial yang mungkin terjadi akibat perbedaan budaya.