Drama Pembebasan Pilot Susi Air dari KKB, Negosiasi Hingga Penjemputan di Nduga
GalaPos ID, Papua.
Pendekatan komunikasi menjadi salah satu kunci keberhasilan operasi pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philip, yang selama 17 bulan berada dalam cengkeraman KKB.
Kaops Damai Cartenz 2024, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menyatakan bahwa pembebasan Philip dilakukan dengan mengedepankan pendekatan lunak (soft approach) melalui tokoh agama, adat, dan keluarga dekat Egianus Kogoya.
Menurut Faizal, pendekatan ini penting untuk meminimalkan korban jiwa, baik dari pihak aparat, masyarakat sipil, maupun sandera.
"Ya benar, kami mengedepankan pendekatan melalui tokoh agama, tokoh gereja, tokoh adat, dan keluarga dekat dari Egianus Kogoya. Pendekatan ini penting dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa baik dari aparat, masyarakat sipil, dan sekaligus menjaga keselamatan dari pilot itu sendiri," jelas Faizal.
Seperti diketahui, pasca disandera selama satu tahun lima bulan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, Kapten Philip Mark Marthens, pilot Susi Air, akhirnya berhasil dibebaskan. Pemerintah Indonesia melalui Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz 2024 berhasil melakukan upaya penjemputan di wilayah Nduga, Papua, pada Sabtu, 21 September 2024.
Setelah melalui serangkaian negosiasi yang intens dengan para tokoh tersebut, akhirnya Kapten Philip berhasil dibebaskan dan dijemput oleh Tim Gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz 2024.
Sebelumnya, Kapten Philip, yang selama 17 bulan berada dalam cengkeraman KKB, akhirnya diselamatkan setelah serangkaian negosiasi dan pendekatan dengan berbagai tokoh masyarakat setempat.
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024, KBP Bayu Suseno, mengonfirmasi bahwa Philip dijemput tim gabungan di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga, sebelum diterbangkan ke Timika.