Stunting di Kendal, Anak dari Keluarga Mampu Juga Terkena, Apa Sebabnya?

GalaPos ID, Kendal

Masalah stunting di Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, masih menjadi perhatian utama. Pada mini lokakarya tingkat kecamatan yang digelar Selasa, 13 Agustus 2024, Camat Rowosari, Mahmud Eko Saputro, menegaskan bahwa penanganan stunting tidak cukup hanya dengan pemberian makanan tambahan.

Menurutnya, ada banyak faktor yang harus diperhatikan agar anak-anak terhindar dari kekurangan gizi yang menyebabkan stunting.

“Fokusnya jangan hanya soal pemberian makanan tambahan, tetapi ada yang lebih penting lagi. Misalnya anak stunting tidak mau makan karena kekurangan vitamin, sehingga penanganannya bisa pemberian vitamin baru makanan tambahan,” terang Mahmud Eko Saputro.

Mahmud menjelaskan bahwa Kecamatan Rowosari, yang terletak di daerah pesisir, menjadi salah satu kecamatan dengan angka stunting tertinggi di Kabupaten Kendal. Oleh karena itu, ia menyerukan peran serta semua pihak dalam menangani masalah stunting agar tidak semakin bertambah.

“Jangan melihat angkanya tetapi mari bersama fokus pada penanganannya. Salah satu yang saya harapkan adalah peran pemerintah desa untuk bisa menangani stunting di wilayahnya masing-masing,” imbuhnya.

Ia juga menyebutkan bahwa pemerintah desa dapat memanfaatkan anggaran dana desa untuk penanganan stunting. Program Bunda Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) perlu digiatkan kembali untuk memastikan penanganan yang maksimal dengan keterlibatan semua pihak.

“Kita memang tidak bisa memaksa masyarakat menjadi BAAS, tetapi kita mengimbau serta mengajak masyarakat untuk ikut dalam penanganan masalah ini,” tambah Mahmud.

Lebih lanjut, Mahmud Eko Saputro menekankan bahwa anak stunting tidak selalu berasal dari keluarga kurang mampu. Bahkan, anak-anak dari keluarga mampu juga dapat terkena stunting karena faktor genetik yang menghambat pertumbuhan mereka.

“Dari sini kita melihat bahwa untuk menghilangkan stunting sangat sulit, tetapi setidaknya bisa menurunkan angka stunting,” ujarnya.

Mahmud juga menjelaskan bahwa menjadi bunda bapak asuh anak stunting tidak harus selalu dengan memberikan makanan tambahan saja. Ada cara lain, seperti memberikan asupan gizi dari telur yang kaya vitamin atau pemberian vitamin penambah nafsu makan sehingga anak stunting bisa menyerap gizi makanan dengan lebih baik.

Pada kesempatan yang sama, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo yang sedang bertugas di Kecamatan Rowosari turut memberikan bantuan kepada anak-anak stunting di tiga desa. Bantuan berupa makanan dan vitamin ini dikumpulkan dari sumbangan mahasiswa KKN dengan total Rp 2.400.000.

“Kami berhasil mengumpulkan Rp 2.400.000 dan belanja untuk membeli susu formula, telur, dan vitamin yang kemudian disalurkan kepada anak-anak serta ibu hamil,” jelas Koordinator Kecamatan KKN UIN Walisongo, Muhammad Asy’ari Muni.

Bantuan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan gizi anak-anak stunting di Kecamatan Rowosari dan mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting di daerah tersebut.

Reporter: Rochmat  
Editor: Hari