Tingkepan Pari, Tradisi Syukur Menjelang Panen Padi di Desa Laban
GalaPos ID, Kendal
Tradisi Tingkepan Pari, sebuah warisan budaya yang telah lama dilestarikan oleh para petani dan warga Desa Laban pada 22 Juli 2024, kembali dilaksanakan menjelang masa panen padi. Perayaan kali ini diselenggarakan di sekitar sawah Desa Laban dan bertepatan dengan peresmian gedung pertanian baru yang telah dibangun untuk mendukung kegiatan pertanian di desa tersebut.
Gedung pertanian yang baru diresmikan ini direncanakan akan digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil panen dan penjemuran padi. Tradisi Tingkepan Pari sendiri dikenal sebagai upacara doa bagi perempuan yang sedang mengandung tujuh bulan, namun di Desa Laban, tradisi ini juga memiliki makna syukur atas tanaman padi yang mulai berisi dan berbulir.
“Tingkepan Pari diadakan untuk mensyukuri tanaman padi yang mulai berisi dan keluar bulir,” jelas Kepala Desa Laban, Adibul Farah. Ia menambahkan bahwa tradisi ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan warga Desa Laban setiap musim tanam padi. Selain sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat dan rezeki dari Tuhan, tradisi ini juga merupakan doa agar hasil panen padi melimpah.
“Kami berharap hasil panen tidak hanya melimpah, tetapi juga berkah dan memiliki harga jual yang tinggi. Dengan demikian, masyarakat Laban yang sebagian besar adalah petani dapat sejahtera dan mampu memenuhi kebutuhan ekonomi serta pendidikan keluarganya,” harap Adibul Farah.
Dalam pelaksanaan tradisi ini, warga dan petani berkumpul dan duduk lesehan di sekitar sawah. Hidangan khas Tingkepan disajikan di atas daun pisang, lengkap dengan ketela rebus, lepet, dawet, dan berbagai jajanan lainnya yang dinikmati bersama setelah memanjatkan doa.
Warga Desa Laban menyambut gembira perayaan rutin menjelang panen ini. "Jajanan pasar itu sebagai syarat dalam tradisi. Dan ini wujud syukur kami para petani setiap musim padi berbuah. Semoga mendapat keberkahan dan panen yang melimpah," tambah Kepala Desa.
Muhtarip, salah satu petani setempat, mengungkapkan bahwa tradisi ini tidak hanya sebagai ajang doa tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat kerukunan warga. “Di sini semua petani berkumpul, ngobrol bersama sehingga tampak guyub, rukun, dan bisa bertukar pengalaman seputar pertanian,” kata pria yang akrab disapa Mbah Ndut.
Warga berharap agar tradisi ini terus dilestarikan sebagai wujud syukur dan harapan agar panen padi selalu melimpah dan penuh berkah. Dengan pelaksanaan tradisi Tingkepan Pari, warga Desa Laban tidak hanya merayakan masa panen tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan di antara mereka.