Revolusi Pangan dari Penjara, Lapas Kendal Tanam Koro Pedang, Potensi Ratusan Ton

GalaPos ID, Kendal

Komoditi koro pedang, yang mungkin masih asing bagi sebagian petani di Indonesia, kini mulai dikembangkan oleh Lapas Terbuka Kelas IIB Kendal. Selama ini, kebutuhan akan koro pedang di perusahaan-perusahaan di daerah Pati mencapai 30 ton per minggu dan masih bergantung pada impor dari Australia.

Dengan adanya budidaya ini, diharapkan ketergantungan pada impor dapat dikurangi dan ketahanan pangan di Indonesia dapat diperkuat.

Lapas Terbuka Kelas IIB Kendal telah memulai budidaya tanaman koro pedang di lahan seluas 2 hektare. Tanaman ini dipilih karena potensi pemasaran yang tinggi serta perawatannya yang relatif mudah. Kepala Lapas Terbuka Kelas IIB Kendal, Roni Darmawan, mengungkapkan, "Untuk uji coba lahan sekitar 2 hektar. Lahan kami banyak namun tidak semuanya produktif." 

Budidaya koro pedang ini merupakan hasil kerja sama antara Lapas Terbuka IIB Kendal, Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas), dan Paguyuban Petani Koro Pedang Indonesia (PPKPI). Roni Darmawan menjelaskan bahwa rencana ke depan adalah menjual hasil panen dan mengembangkan produk dari hulu sampai hilir.

Ketua Dewan Pembina Petani Koro Pedang Indonesia, Bibit Waluyo, menilai bahwa tanaman koro pedang memiliki potensi yang sangat besar. Ia mengatakan, "Tanaman koro pedang menjadi alternatif yang menguntungkan untuk ketahanan pangan masyarakat. Harga jual tanaman ini mencapai Rp 12.000 per kilogram dan lahan seluas satu hektar dapat memanen hingga 5 ton koro pedang." Bibit Waluyo juga menambahkan bahwa koro pedang tidak memiliki hama yang berarti, sehingga relatif aman dibandingkan tanaman lain seperti padi.

Bibit Waluyo berharap agar Lapas Terbuka Kendal merawat dan menyiram tanaman dengan baik, menjadikannya sebagai percontohan di Indonesia dalam budidaya koro pedang.

Rektor Unwahas, Mudzakkir Ali, juga memberikan dukungan terhadap kolaborasi ini dari sisi akademik. Menurutnya, budidaya koro pedang akan menjadi bahan penelitian penting bagi universitas dan pihaknya akan mengerahkan seluruh fakultas terkait untuk pengembangan budidaya ini. "Kami akan mengembangkan dan memproduksi tanaman ini untuk ketahanan pangan dengan manfaat yang tinggi. Kami juga akan menyediakan bantuan alat pengupas untuk hasil panen," terang Mudzakkir Ali.

Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan warga binaan di Lapas Terbuka Kelas IIB Kendal.

Penulis: Rochmat
Editor: Hari