Menkes Budi Gunadi Sadikin: Transformasi Layanan Primer Kunci Peningkatan Kesehatan Nasional
GalaPos ID, Kendal
Rendahnya status kesehatan di Indonesia masih menjadi perhatian utama akibat belum meratanya fasilitas pelayanan kesehatan rujukan hingga ke pelosok daerah. Sebagai negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia sangat memerlukan fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang kompeten dengan jumlah memadai.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan pentingnya pemenuhan kebutuhan di Puskesmas dan Posyandu sebagai bagian dari upaya Integrasi Layanan Primer (ILP) untuk mewujudkan transformasi layanan primer di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan Budi saat berkunjung ke Puskesmas Plantungan, Kendal, Jawa Tengah, pada Jumat, 19 Juli 2024.
"Layanan primer merupakan pilar pertama dalam transformasi kesehatan Indonesia. Fokus utamanya adalah memperkuat aktivitas promotif preventif untuk menciptakan lebih banyak orang sehat, memperbaiki skrining kesehatan, serta meningkatkan kapasitas layanan primer," ujar Budi.
Ia menjelaskan bahwa keberadaan posyandu dan puskesmas adalah bagian dari layanan kesehatan yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat, mulai dari balita, dewasa, hingga lansia. Dalam transformasi pelaksanaan integrasi layanan primer, edukasi penduduk melalui penguatan peran kader, kampanye, dan gerakan masyarakat menjadi fokus utama, menggunakan platform digital dan tokoh masyarakat.
"Pencegahan primer dilakukan dengan menambah imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan memperluas cakupan di seluruh Indonesia," terangnya.
Selain itu, pencegahan sekunder dilakukan melalui skrining 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia, skrining stunting, dan peningkatan ANC untuk kesehatan ibu dan bayi. Kapasitas dan kapabilitas layanan primer juga ditingkatkan melalui revitalisasi jaringan dan standarisasi layanan di puskesmas, posyandu, serta kunjungan rumah.
Sementara itu, Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, mengungkapkan bahwa masih ada beberapa daerah yang jauh dari rumah sakit. Namun, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Kabupaten Kendal telah mampu menyediakan tiga layanan kesehatan berupa pembangunan rumah sakit.
"Insya Allah tahun 2024 ini, Pemkab Kendal mampu memberikan ultimate health center (UHC) untuk masyarakat luas di Kabupaten Kendal khususnya," kata Dico.
Terkait layanan transformasi kesehatan, Dico mengapresiasi kerja keras dinas kesehatan dan jajarannya yang telah menjadikan Puskesmas Plantungan sebagai percontohan nasional dalam pelayanan kesehatan.
"Ada lebih dari 80 daerah di Indonesia yang melakukan studi banding ke Puskesmas Plantungan Kendal. Ini merupakan prestasi yang sangat luar biasa, berkat kerja keras seluruh tenaga kesehatan di Kendal. Semoga bisa ditingkatkan dan dipertahankan," lanjutnya.
Dico juga menyampaikan bahwa dari total 1.451 posyandu, sebanyak 331 posyandu lokus telah melaksanakan ILP. Sedangkan 400 posyandu di luar lokus ILP juga telah melaksanakan ILP. "Saat ini di Kabupaten Kendal, 25 puskesmas pembantu, 98 poliklinik kesehatan desa, dan 551 posyandu telah menerapkan ILP untuk memberikan pelayanan komprehensif," tandasnya.
Dengan upaya ini, diharapkan status kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya di daerah-daerah terpencil, dapat meningkat secara signifikan.
Editor: Hari