Menag Tegaskan Terus Lakukan Inovasi Digital melalui Pusaka Super Apps
GalaPos ID, Jakarta.
Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan Pusaka Super Apps akan menjadi seluruh layanan keagamaan Kemenag khususnya bagi masyarakat Indonesia. Inovasi digital untuk layanan umat melalui Pusaka Super Apps akan menjadi semua layanan keagamaan Kemenag khususnya bagi masyarakat muslim Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Nasional (PKN) II Angkatan XXVII, Senin, 15 Juli 2024 di gedung HM Rasjidi Kemenag RI, Jakarta. Di hadapan 60 peserta PKN, Menag Yaqut menegaskan bahwa kemenag tengah melakukan inovasi digital melalui Pusaka Super Apps untuk pelayanan umat.
"Ini menjadi aplikasi yang menyatukan sekitar 4000 aplikasi sebelumnya menjadi satu aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh umat beragama," ujar Yaqut Cholil Qoumas, di Jakarta, Senin, 15 Juli 2024.
Mengusung tema ‘Digitalisasi Layanan Umat yang Premium dan Terjangkau’, Menag berharap pada para peserta untuk bisa mengikuti pelatihan ini sebaik-baiknya. Karena, beragam perubahan yang telah dilakukan oleh peserta PKN di dua angkatan sebelumnya sangat mendukung kinerja Kementerian Agama.
"Oleh karena itu, PKN II kali ini temanya yang khusus yaitu digitalisasi, kami berharap hasil dari bisa digunakan sebagai bagian dari melakukan perbaikan-perbaikan di Kementerian Agama," lanjut Yaqut Cholil Qoumas.
Transformasi digital ini, lanjut Menag, menjadi pilihan mutlak yang harus dilakukan. Mengingat Kemenag saat ini memiliki lebih dari 5000 satuan kerja. Sehingga kalau transformasi digital ini tidak dilakukan oleh Kemenag, maka daya jangkau terhadap satuan kerja tersebut tidak mungkin untuk bisa dilakukan.
"Dalam tiga tahun terakhir ini kita bisa berproses secara cepat dan mulai terbentuk mindset digital di seluruh ASN Kementerian Agama," papar Gus Men, sapaan akrab Menag Yaqut.
Dikatakan Gus Men, telah banyak inovasi yang dilakukan dan bukan hanya harus dilakukan karena mindset atau karena keterbatasan, tetapi juga lebih penting adalah keberanian untuk melakukan inovasi.
"Keberanian ini menjadi salah satu kunci yang penting untuk bisa kita lakukan, dan dari PKN II ini kita berharap pada peserta yang akan menjadi pimpinan di levelnya masing-masing agar memiliki keberanian dalam melakukan inovasi-inovasi," pungkas Gus Men.
Sebelumnya, Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Suyitno melaporkan bahwa PKN II ini diikuti pejabat Kementerian Agama dan Kementerian/Lembaga lainnya. Para peserta terdiri dari JPT Pratama Kementerian Agama, pejabat struktural administrator dan fungsional Kemenag, dan dari Kementerian/Lembaga lainnya seperti POLRI, Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Keuangan, MPR serta Lembaga Administrasi Negara.
Menurut Kaban, alasan utama PKN II mengusung tema digitalisasi ini, untuk meneguhkan bahwa transformasi digital adalah sesuatu yang niscaya dan tidak bisa lagi dihindari, dan Kementerian Agama patut meneguhkan ini karena sudah banyak memperoleh rekognisi publik.
"Setidaknya, Kemenag sudah dua kali mendapatkan rekognisi dari publik salah satunya transformasi digital layanan keagamaan yang diapresiasi oleh detik.com dan ini meneguhkan bahwa Kemenag memang sudah sangat familiar dengan transformasi digital," ucapnya.
Kedua, lanjut Kaban, rekognisi juga diperoleh Kementerian Agama dari Kemenpan RB pada Digital Government Award untuk kategori Instansi dengan Peningkatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
"Di lingkungan Balitbang Diklat sendiri kita sudah meluncurkan Digital Learning Center (DLC) Massive Open Online Courses (MOOC, dan alhamdulillah sudah menjangkau lebih dari tujuh juta peserta diklat," ungkap Kaban.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala LAN Muhammad Taufiq mengapresiasi berbagai terobosan yang dilakukan oleh Kementerian Agama dan bisa menjadi role model, "Kemenag kini tampil dengan transformasi digitalnya," tuturnya.
Oleh karena itu, kata Taufiq, dengan tema PKN Digitalisasi Layanan Umat yang Premium dan Terjangkau, levelnya sudah tinggi sekali terutama dengan pengintegrasian berbagai aplikasi dalam aplikasi Pusaka Super Apps.
"Sebuah tantangan yang sangat besar, dan membuat aplikasi itu sangat mudah tetapi tidak mudah dalam mengintegrasikannya," pungkasnya.