Kasus DBD Melejit di Boja, Siswa Terlibat dalam Program Pemberantasan Sarang Nyamuk
GalaPos ID, Kendal
Data terbaru dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal menunjukkan lonjakan signifikan dalam kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama dua dekade terakhir. Menurut laporan terbaru, jumlah kasus DBD di wilayah tersebut mengalami peningkatan drastis, mencapai angka tertinggi pada tahun 2024 hingga 22 Juli dengan 660 kasus dan 23 kematian.
Tahun 2022 mencatat 457 kasus DBD dengan 29 kematian, sementara pada tahun 2023, jumlah kasus menurun menjadi 375 dengan jumlah kematian yang tetap sama, yaitu 29 kasus. Namun, lonjakan kasus terjadi pada tahun 2024 dengan jumlah kasus yang melonjak tajam dan menyebabkan kekhawatiran di kalangan warga dan pihak berwenang.
Kecamatan Boja menjadi wilayah yang paling terdampak dengan total 92 kasus dan 5 kematian. Desa Meteseh dan Desa Boja di Kecamatan Boja melaporkan angka kasus tertinggi dengan masing-masing 22 dan 13 kasus. Kondisi ini memicu alarm di Dinas Kesehatan yang segera mengambil langkah strategis untuk mengatasi wabah ini.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus lebih lanjut, Dinas Kesehatan meluncurkan program inovatif bernama “Siswa Mencari Jentik” atau Simentik. Program ini bertujuan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan menjaga kebersihan lingkungan. Program ini juga diharapkan dapat menurunkan angka kasus DBD secara signifikan.
"Harapan kami adalah gerakan Simentik ini tidak hanya mengantisipasi peningkatan kasus DBD tetapi juga menurunkan jumlah penderita DBD," ujar Agustinus Bambang, Kabid P2P Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, saat acara peluncuran Simentik di SMP Negeri 1 Boja pada Selasa, 30 Juli 2024.
Agustinus menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk membudayakan gerakan PSN dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) khususnya di wilayah endemis seperti Boja. "Kami berharap gerakan ini dapat memotivasi dan membina kesadaran masyarakat dan siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekolah maupun di sekitar tempat tinggal mereka," imbuhnya.
Selain itu, Kepala SMP Negeri 1 Boja, Dwi Isyanto, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat positif karena memberikan pengalaman berharga kepada siswa. "Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya belajar mata pelajaran tetapi juga diajarkan untuk aktif dalam masyarakat dan berperan dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk," ujarnya.
Siswa dilatih untuk mencari jentik nyamuk di berbagai tempat seperti bak mandi, tempat minum hewan, dan genangan air lainnya yang berpotensi menjadi tempat bertelur bagi nyamuk Aedes aegypti, penyebab demam berdarah. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman baru bagi siswa, sambil mengajarkan pentingnya hidup bersih dan sehat.
Dengan langkah-langkah preventif yang diambil melalui program Simentik dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan kasus DBD di Kabupaten Kendal dapat ditekan dan dampaknya dapat diminimalisir secara signifikan.