Akurasi dan Verifikasi salah satu Perbedaan Media Mainstream dengan Media Sosial

GalaPos ID, Jakarta.
Media mainstream dan media sosial memiliki karakteristik berbeda yang akan menentukan tujuan dan fungsi, khususnya bagi sejumlah pihak yang akan melakukan branding. Salah satu perbedaan tersebut yakni, akurasi dan verifikasi.

Dalam penentuan target dalam sebuah pemberitaan, iklan ataupun branding, perlu diketahui dan dipahami perbedaan media mainstream dan media sosial.

Media mainstream dan media sosial memiliki karakteristik berbeda yang akan menentukan tujuan dan fungsi, khususnya bagi sejumlah pihak yang akan melakukan branding. Salah satu perbedaan tersebut yakni, akurasi dan verifikasi


Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan bagaimana media mainstream dan media sosial berfungsi dan berinteraksi dengan audiensnya dengan cara yang berbeda, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Sehingga anda dapat menentukan pilihan, apakah media mainstream atau media sosial sesuai tujuan anda. 

Perbedaan antara media mainstream dan media sosial dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti berikut:


1. Kepemilikan dan Kontrol

   - Media Mainstream
Biasanya dimiliki oleh perusahaan besar atau institusi yang memiliki kontrol ketat terhadap konten yang diterbitkan. Contoh media mainstream adalah televisi, radio, surat kabar, dan majalah.

   - Media Sosial
Platform yang memungkinkan individu atau kelompok untuk membuat dan berbagi konten. Kepemilikan ada pada perusahaan teknologi yang mengelola platform tersebut, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, namun kontrol konten berada pada pengguna individu.



2. Penyebaran Informasi

   - Media Mainstream:
Informasi disebarkan secara satu arah dari produsen ke konsumen. Jurnalis dan editor bertindak sebagai penjaga gerbang informasi, menentukan apa yang layak diberitakan.

   - Media Sosial:
Informasi disebarkan secara multi-arah. Siapa pun bisa menjadi produsen dan konsumen informasi. Konten dapat dibagikan, dikomentari, dan diedit oleh pengguna lain.



3. Akurasi dan Verifikasi

   - Media Mainstream:
Biasanya memiliki standar jurnalistik yang ketat. Berita biasanya melalui proses verifikasi yang ketat sebelum dipublikasikan.

   - Media Sosial:
Konten tidak selalu melalui proses verifikasi yang ketat, sehingga sering kali muncul informasi yang tidak akurat atau hoaks.



4. Kecepatan

   - Media Mainstream:
Meskipun cepat, sering kali butuh waktu untuk memverifikasi dan menyusun berita sebelum dipublikasikan.

- Media Sosial:
Konten dapat dipublikasikan hampir secara instan oleh pengguna, sehingga informasi dapat menyebar dengan sangat cepat.



5. Interaksi

   - Media Mainstream:
Interaksi dengan audiens biasanya terbatas pada feedback melalui surat pembaca, telepon, atau komentar di situs web.

   - Media Sosial:
Menawarkan interaksi langsung dan real-time antara pengguna melalui komentar, likes, shares, dan pesan.



6. Konten dan Format

   - Media Mainstream:
Kontennya cenderung lebih formal dan terstruktur. Formatnya bisa berupa artikel berita, laporan, atau program yang disiarkan.

   - Media Sosial:
Konten bisa sangat beragam, mulai dari teks, gambar, video, hingga live streaming. Formatnya lebih fleksibel dan informal.



7. Jangkauan:

   - Media Mainstream:
Biasanya memiliki jangkauan yang luas, terutama jika beroperasi secara nasional atau internasional.

   - Media Sosial:
Memiliki jangkauan global dan memungkinkan konten menjadi viral dengan cepat tanpa batasan geografis.



8. Monetisasi

   - Media Mainstream:
Menghasilkan pendapatan melalui iklan, langganan, dan penjualan produk terkait.

   - Media Sosial:
Menghasilkan pendapatan melalui iklan, sponsorship, dan data pengguna.


Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan bagaimana media mainstream dan media sosial berfungsi dan berinteraksi dengan audiensnya dengan cara yang berbeda, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan.