Ramadan, Ribuan Petugas Medis di Gaza Bekerja Tanpa Sahur dan Berbuka Puasa

GalaPos ID, Gaza.

Ribuan staf medis yang bekerja di sejumlah rumah sakit di Gaza utara terpaksa menjalani Ramadan 1445 Hijriah ini dengan kekurangan makanan untuk sahur dan berbuka puasa. Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan lebih dari 2.000 staf medis sangat membutuhkan makanan ditengah perang yang masih berlangsung.

Ribuan staf medis yang bekerja di sejumlah rumah sakit di Gaza utara terpaksa menjalani Ramadan 1445 Hijriah ini dengan kekurangan makanan untuk sahur dan berbuka puasa. Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan lebih dari 2.000 staf medis sangat membutuhkan makanan ditengah perang yang masih berlangsung

“Staf memulai Ramadan tanpa sahur atau berbuka puasa,” ungkap Kementerian Kesehatan Gaza, dikutip Rabu, 13 Maret 2024.

Dalam kondisi tersebut, otoritas kesehatan Gaza meminta lembaga internasional segera membantu memenuhi kebutuhan pekerja medis yang menangani korban kekejaman Israel terhadap warga Palestina di Gaza.

“Kami menuntut lembaga-lembaga internasional dan bantuan menyediakan makanan untuk rumah sakit di Gaza utara,” papar pernyataan itu.

Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan di Gaza mengungkap kekurangan pasokan makanan dan bantuan yang tidak mencukupi mengakibatkan para pekerja medis turut menjadi korban Israel.

“Kelaparan akan melanda seluruh penduduk Gaza utara. Bantuan yang diberikan terlalu sedikit. Biaya makan bisa berarti kematian,” ungkap otoritas tersebut.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra juga mengatakan para petugas medis merupakan pejuang yang menangani korban selama ini, namun kebutuhan dasar mereka khususnya di Gaza utara tidak terpenuhi.

“Tenaga medis terlalu rentan terhadap kelaparan yang melanda Jalur Gaza bagian utara,” tulis Ashraf.

Otoritas Kesehatan itu juga menyebut, para tenaga medis baik dokter maupun perawat juga seperti mengalami kekerasan perang akibat blokade yang dilakukan Israel.

“Dokter-dokter akan mati. Para perawat di sana akan mati. Dan dunia akan menyaksikan jumlah korban kelaparan terbesar dalam beberapa hari mendatang jika Anda tidak bertindak hari ini untuk menyelamatkan kami. Kita semua akan mati,” lanjutnya.

Pada Senin, 11 Maret 2024, dua anak meninggal di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara karena kekurangan gizi dan kelaparan. Direktur Rumah Sakit Dr Hossam Abu Safia mengatakan sebelas anak menderita dehidrasi dan kekurangan gizi di rumah sakit.

“Kami menderita kekurangan makanan untuk staf dan pasien. Kami hanya menyediakan kurma dan air, dan tidak ada susu untuk anak-anak yang sekarat karena kelaparan,” papar dia.

Sebanyak 25 warga Palestina tewas karena kelaparan di wilayah utara Gaza yang terkepung.