Hamas Tolak Proposal Gencatan Senjata Sementara di Gaza
GalaPos ID, Beirut.
Pejabat tinggi Hamas Osama Hamdan menolak menolak kerangka proposal yang ditengahi secara internasional mengenai gencatan senjata sementara di Jalur Gaza. Hamas juga mengutuk Amerika Serikat (AS) yang menjadi mitra Israel dalam genosida di wilayah Palestina khususnya jalur Gaza.
Hal tersebut dikatakan Osama Hamdan pada Selasa, 5 Maret 2024, saat konferensi pers di Beirut. Dalam hal genjatan senjata, Kelompok perlawanan Palestina itu mengatakan pertukaran tahanan tidak dapat dilakukan sampai tuntutan mereka, termasuk penarikan seluruh pasukan Israel dari wilayah kantong Palestina, dipenuhi.
Hal tersebut dikatakan Osama Hamdan pada Selasa, 5 Maret 2024, saat konferensi pers di Beirut. Dalam hal genjatan senjata, Kelompok perlawanan Palestina itu mengatakan pertukaran tahanan tidak dapat dilakukan sampai tuntutan mereka, termasuk penarikan seluruh pasukan Israel dari wilayah kantong Palestina, dipenuhi.
"Kami telah menegaskan syarat-syarat kami untuk gencatan senjata: penarikan penuh dari sektor ini, kembalinya para pengungsi ke daerah yang mereka tinggalkan, terutama di wilayah utara, dan penyediaan bantuan, pertolongan, dan rekonstruksi yang memadai,” tegas pemimpin senior Hamas Osama Hamdan.
Pernyataan itu menjadi respon Hamas, usai Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Hamas harus menerima usulan gencatan senjata, yang akan menghentikan perang dengan Israel setidaknya selama enam pekan, menjelang Ramadan.
Selain menyampaikan penolakan usulan genjatan senjata sementara Washington melalui mediator AS, Mesir dan Qatar, yang berusaha menjadi perantara kesepakatan untuk meringankan krisis kemanusiaan di Gaza. Hamas juga mengutuk konspirasi Amerika yang menjadi mitra Israel dalam genosida di Jalur Gaza. Dia memuji masyarakat di Jalur Gaza dan Perlawanan mereka.
“AS adalah Mitra Israel dalam Genosida “Kami mengatakan kepada Biden dan pemerintah AS: Hal yang paling penting adalah berhenti memasok senjata, peluru, dan rudal kepada tentara Zionis Nazi yang menghujani rakyat kami yang tidak bersenjata dan Anda berhenti mengangkat tangan untuk menggunakan hak veto Anda dalam menghadapi seluruh dunia untuk memberikan perlindungan kepada pendudukan untuk melanjutkan kejahatan genosida terhadap rakyat kami,” tegas dia.
Sementara di tempat berbeda, Arab Saudi mengutuk kelambanan internasional atas serangan mematikan Israel di Jalur Gaza. Menurut laporan Anadolu Agency, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal Bin Farhan, pada pertemuan luar biasa tingkat menteri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di kota pelabuhan Jeddah, Selasa, 5 Maret 2024 mengatakan komunitas internasional seakan tumpul terhadap genosida yang didepan mata terjadi.
“Komunitas internasional tidak berdaya menghadapi pembantaian kemanusiaan di Gaza,” tegas Pangeran Faisal Bin Farhan.
Pertemuan OKI pada Selasa diadakan untuk membahas perang Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 30.600 orang dan melukai lebih dari 72.000 warga lainnya sejak 7 Oktober 2023 menyusul serangan Hamas.
“Ada semakin banyak negara yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza. Inilah saatnya untuk mengakui Negara Palestina dan menerima solusi dua negara,” lanjutnya.
#Palestina #Gaza #Israel #Genosida #AS
Editor: Fin